
CURUP,rakyatbengkulu.com – Semakin menipisnya ketersediaan barang atau stok komoditi cabai terus membuat harga cabai semakin melonjak belakangan ini. Karena keterbasan stok ini dibarengi dengan tingginya permintaan pasar, terhadap berbagai jenis komoditi cabai.
Namun ternyata tidak hanya itu saja diduga menipisnya stok, disebabkan hasil panen sebagian petani di Kabupaten Rejang Lebong (RL) tidak maksimal.
Salah satu penyebabnya, karena hampir merata tanaman cabai petani di Kabupaten RL diserang hama ulat dan busuk kering. Hama busuk kering sendiri timbul sebagai dampak pengaruh cuaca yang tidak menentu serta beberapa faktor lainnya.
BACA JUGA: Di Tingkat Petani, Cabai Merah sudah Rp 60 Ribu per Kg
‘’Saya masih bersyukur setelah panen terakhir, serangan ulat dan pohon. Serta buah cabai panen sisa menjadi busuk kering baru sampai. Sehingga saya tidak sampai merugi dan pohon cabai milik saya memang waktunya dicabut untuk ditanami kembali lahannya,’’ sampai Sadikin (30) petani asal Desa Pal 100 Kecamatan Bermani Ulu Raya (BUR) kemarin.
Hampir senada, Zuriyah (44) petani asal Desa Bandung Marga Kecamatan BUR mengaku memanen cabai hijau panen terakhir di kebun dengan kondisi sudah banyak yang diserang busuk kering.
BACA JUGA: Mobil Hantam Pohon, Dua Warga Dirawat
‘’Lumayan pak masih ada yang mau beli satu kilo Rp 15 ribu, tapi harus dipilih. Karena memang harusnya pohon cabe kami ini sudah dicabut, tapi karena masih ada buah sisa dan ada yang mau beli, tetap dipanen,’’imbuh Zuriyah. (dtk)
Simak Video Berita